News Update :

Selasa, 31 Agustus 2010

warga tidak selalu tertinggal

Bagi kami warga pesantren umumnya & saya sendiri khusunya merasa bangga terlahir di desa kecil ini.. banyak hal-hal yang perlu kita syukuri..walaupun 1 desa hanya terdiri dari 2 dusun yaitu : dusun tegalsari & dusun pesantren.. mayoritas masyarakatnya adalah perantau, kenapa? dikarenakan keadaan ekonomi yang utama dan juga urbanisasi yang menjadi trend dalam masyarakat. tak lepas juga dari keadaan SDM masyarakat pribumi yang memang boleh dibilang standar bahkan rendah..karena mayoritas dari warga pribumi hanya berpendidkan SD,SMP untuk SMA bisa di hitung apalagi untuk SARJANA.. hanya 1 orang, tapi kami juga punya kebanggan dengan adanya pendatang yang menjadi pendidik atau PNS di wilayah kami yang mana saat ini sudah menjadi warga bahkan menjadi panutan (KEPDES) salah satunya..bahkan mayorits untuk pndidikan semua hampir SARJANA.. dengan adanya kompilasi antara masyarakat pendatang yang menetap & masyarakat pribumi mewujudkan kinerja yang solid dan membuahkan hasil yang baik hal ini dapat terlihat dimana masyarakat kami terbantu sekali.. karena pemegang pemerintahan desa saat ini membutuhkan orang yang berpendidikan juga wawasan & satu lagi yaitu title.. berkat beliau-beliau 'lah desa pesantren bisa memenuhi syarat tersebut & membantu warga dalam proses pendidikan dengan status beliau sebagai tenaga pengajar atau guru.
dengan keadaan kami yang minim pendidikan otomatis kami hanya bisa memanfaatkan tenaga untuk mencari nafkah di sisi lain lapangan kerja di daerah masih minim (musiman) faktor itulah yang mendorong mayoritas warga berbondong" ke kota" besar seperti jogja, semarang, jakarta bahkan luar pulau jawa.dengan bekal niat untuk bekerja dengan pendidikan yang terbatas untuk bekerja di kota  kami  berharap ada peruntungan yang lebih baik, tapi kami menerima semua tawaran kerjaan asal halal, mulai dari pekerja bangunan, PRT, atau swasta. perlahan tapi pasti dengan semakin mengenal pergaulan kota yang mayoritas penduduknya berpendidikan & berwawasan maka tidak mustahil sesama perantau saling berbaur berbagi pengalaman hingga terkadang salah satu perantau bisa sukses dengan pengalaman & ilmu yang dia pelajari selama bekerja dengan orang (bos,majikan).tanpa disadari ternyata urbanisasi seolah sudah membudaya hingga masyarakat sudah merasa biasa,. dampak positif bagi kami adalah. bisa membantu ekonomi di rumah, membuat SDM warga sedikit terangkat dengan pengalaman yang mereka dapat di kota.dampak negatifnya adalah terkadang pergaulan yang kurang terkontrol membawa budaya buruk bagi warga khususnya anak muda...
dengan keadaan seperti ini yaitu kaum perantau, tidak ayal banyak juga perantau yang mendapat jodoh di tempat kerjanya.. sehingga membuat para orang tua harus ke kota jika ingin bertemu cucunya, hali ini juga berpengaruh selain mendapat pengalam naik mobil jarak jauh mereka juga bisa melihat indahnya kota yang mungkin bagi petani kesempatan itu jarang sekali bisa mereka rasakan dan boleh dibilang menengok cucu sembari jalan-jalan. di lain sisi para perantau juga bisa semakin mengasah kemampuan atau bakatnya karena peluang untuk belajar dikota jauh lebih terbuka lebar.. inilah yang dimanfaatkan kaum perantau seperti saya mencari pengalaman sambil belajar.maka jangan heran kalau lulusan SD bisa berdebat dengan pejabat pemerintahan karena memang itu santapan sehari -hari mereka selama merantau...

Share on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Desa Pesantren 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.